Senin, 18 Januari 2016

Perjalanan Ujung Pulau #2 : Giliyang dan Spongebob?


Cekrek cekrek upload

Cekrek cekrek upload

*ini masih bunyi alarm #korbaniklan*

*sek. -___- alarm macam apa ini*

Cekrek cekrek tinut! *alarm dimatikan*

*garuk-garuk dikit*

*nguap gak jelas*

*tangan raba-raba nyari hape*

“Yossha! Selamat Pagi Sumenep!”

Begitulah status BBM yang aku update dengan mata yang masih belum sehat. Hahaha #biarkekinian #dikitdikitupdate #dikitdikitupload.

Pagi datang dengan dingin dan sejuknya. Menemani langkah kami menuju tempat pertemuan peserta di kantor Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Sumenep. Dan hal wajib yang kami lakukan ketika berkumpul  seperti ini adalah... main bekel sama masak-masak.

ya foto-foto lah, ah elah...
Selain dari blogger Jatim, kami juga ditemani oleh beberapa petugas dari Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Sumenep, yang juga sebagai tour guide untuk mengelilingi pulau Giliyang. Tapi sayangnya, mereka cowok sih hahah elah...

Untuk menuju pulau Giliyang kita harus menaiki perahu dari pelabuhan Dungke’. Sekitar 45 menit perjalanan dengan mobil dari kantor DISBUDPORA Sumenep. Sampai di pelabuhan kita sarapan bersama sembari menikmati suasana pinggir lautan yang damai.


Pelabuhan Dungke' - Sumenep


Perahu yang akan membawa kami ke pulau Giliyang

Satu-satunya akses menuju pulau Giliyang adalah dengan perahu. Karena aku udah coba kelilingin pelabuhan tersebut, nggak nemu jembatan. *kurang kerjaan banget -_- udah tau namanya pelabuhan masak iya nyari jembatan*. Jujur, ini adalah kali pertama aku naik perahu dengan jarak tempuh paling jauh, sekitar 45 menit perjalanan. Ketauan banget kan nggak pernah jalan-jalan... hahaha. Sebagian teman nggak mau sarapan karena takut mabuk laut katanya. Aku sih bodo amat, perut udah broadcast massage berkali-kali dari tadi.

Dan dengan segeplok nyali beserta “Bismillahirrohmanirrohim”, yokk mari berangkat ke pulau Giliyang.

*lalu semacam ada backsound ukulele gitu*

#jreng #jreng

#jreng #jreng

#jreng #jreng

yah beginilah suasana di atas perahu (pemberangkatan)

Wisata kita kali ini disebut juga wisata kesehatan. Kenapa begitu? Hal itu dikarenakan pulau Giliyang ini merupakan pulau dengan kandungan oksigen tertinggi nomor 2 di dunia. Udaranya juga bersih dan alami. Maka dari itu ketika pertama kali aku nyentuh pasir dari pulau ini, yang bakalan aku lakuin adalah... nyari toilet kyahahaha. Namanya juga toiletman.

Ngomongin soal kesehatan, fakta lain dari pulau ini adalah masih banyaknya manula-manula yang meskipun sudah berumur, namun mereka masih bisa mengerjakan pekerjaan berat. Seperti melaut, mengambil air, berkebun dan lain sebagainya. Maka dari itu, mumpung lagi di Giliyang aku mencoba menghirup sebanyak-banyaknya udara yang ku bisa. Yang biasanya aku hirup 10 kali permenit, jadi 20 kali permenit. *hahaha lagi nafas ama sessek yang beda tipis*

Ada satu hal yang sebenarnya aku pengen tanyain sama penduduk sini tapi gak jadi. Yaitu: bagaimana caranya mereka bawa benda yang sedang kita naiki ini dari pulau seberang?.

Dorkas at Giliyang

Hmmm... sepertinya emang nggak pantes buat ditanyain. Karena udah pasti jawabannya pake perahu hahaha. 

Tapi... perahu yang mana? Masih menjadi sebuah misteri hihihihiiii

#abaikan

Yakk beginilah cara kami mengelilingi pulau ini. Lumayan desek-desekan sih, tapi aslih seru banget. Hampir setiap ada orang di pinggir jalan kita dada-dadain. Sok sok belaga artis yang baru ngetop pulang kampung halaman  gitu. Padahal mah, nggak dikira orang gila udah untung haha.

Transportasi greget buat ngelilingin pulau Giliyang

Puas teriak-teriak + foto-foto di jalan nggak jelas, sampailah kita di spot oksigen pertama, Batu Sponge (baca : spong).

Jalan setapak yang menyambut kita menuju Batu Sponge, Giliyang

Agak aneh sih namanya. Tapi menurut mas-mas tourguide yang *lumayan* cakep *dikit* ini, nama Batu Sponge sendiri terinspirasi dari Spongebob. Awalnya, pulau Giliyang ingin diperkenalkan dengan nama pulau Spongebob. Dikarenakan banyaknya rongga-rongga yang ada di Pulau ini. Hampir keseluruhan pulau terdiri dari batuan dan ada banyak sekali gua di pulau ini. Yang artinya, pulau ini bak batuan besar yang memiliki banyak rongga seperti Spongebob. Contoh kecilnya adalah Batu Sponge ini.

Penamapakan Batu Sponge yang eksotis

Yah, meskipun kalau menurutku sih, lebih semacam sarang semut raksasa. Dari puncak batu ini kita disuguhkan pemandangan lautan biru Madura yang benar-benar mempesona. Ditambah udara yang segar membuat aku yang awalnya bernafas 20 kali permenit, pengen nambah lagi jadi 25 kali permenit. Mungkin bentar lagi disiapin tandu Hahaha.

Jangan tanya ini siapa. Pokoknya jangan. twitternya @eobbher #eh

Pemandangan dari atas Batu Sponge, Giliyang

Yakk kecup manis dari Giliyang... muah!

*seketika kamera jadi hitam agak berasap! -_-*


Bersambung
Share:

0 komentar:

Posting Komentar