Rabu, 17 Oktober 2018

Cara Menjadi Calon Suami Idaman ala Kopdar Baik GNFI dan KOMINFO


Dear future husband
Here's a few things
You'll need to know if you wanna be
My one and only all my life

Ah, aku sangat suka lagu Dear Future Husband dari Megan Trainor yang satu ini. Selain karena judulnya yang cukup mewakili sebuah impian masa depan, beat-nya juga terasa sangat enak di telingaku. Lagu ini sebenarnya sudah cukup lama tak ku dengarkan sih. Namun, karena kemarin kebetulan aku menghadiri sebuah acara dengan tema serupa, jadinya pengen muter lagu ini lagi. 

Kopdar Baik 1000 Hari Terbaik, Sumenep. Begitulah tajuk acara tersebut terpampang di banner besar yang ada di Java In Cafe, Sumenep, Madura. Acara ini diadakan oleh GNFI (Good News From Indonesia) yang bekerjasama dengan KOMINFO. Dengan mengusung tema Indonesia Baik, Indonesia Digdaya, sejatinya acara ini bukan tentang bagaimana cara menjadi calon suami yang baik dan benar seperti judul artikel ini sih. Tapi lebih ke bagaimana menjaga kesehatan anak, dimulai pada 1000 hari pertama dalam kehidupannya. Lebih spesifiknya lagi, tujuan acara ini ialah untuk mengkampanyekan pencegahan kondisi stunting yang dialami oleh 35,6% balita di Indonesia.

Kalau diketik di pencarian google, stunting ini merupakan kondisi dimana tinggi dan berat badan anak berada di bawah kondisi normal anak-anak seusianya. Lebih pendek lah istilah kasarnya. Sedihnya, stunting ini bukanlah sebuah penyakit yang bisa diobati. Jadi apabila anak sudah mengalami kondisi stunting, seterusnya ia akan seperti itu.

Peserta yang hadir di acara ini cukup banyak. Terutama kaum ibu-ibu dan calon ibu-ibu. Turut hadir pula komunitas-komunitas kepemudaan seperti Plat-M (Komunitas Blogger Madura), Komunitas Kota Tua, mahasiswa, dan lain sebagainya. Yah, meski temanya tentang anak, bukan berarti tidak cocok untuk para remaja. Justru malah jadi penting karena merekalah yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini.Calon om-o... eh papa-papa muda kayak aku ini terutama halah.

Well, meski pada saat acara aku lebih banyak ngangguk-ngangguk pura-pura faham. Setidaknya aku sama sekali ngga menyesal datang jauh-jauh dari Bangkalan ke acara ini. Terlepas dari beberapa materi tentang anak yang aku ngga mudeng blas, setidaknya ada 3 poin penting yang aku dapatkan dari acara ini. Di mana dengan 3 poin ini pula, aku cukup yakin kok bisa jadi suami idaman ibuk-ibuk yang ngidupin lampu sein ke kanan tapi putar balik dari kiri. Insyaallah lah ya, hahaha.

Bonus demografi yang sangat kuat kaitannya dengan kesehatan

Indonesia saat ini sedang mengalami kondisi bonus demografi. Lagi-lagi kalau diketik di pencarian google, bonus demografi adalah sebuah kondisi di mana suatu negara memiliki banyak sekali usia produktif dibandingkan usia non-produktifnya. 

Menurut pak Akhyari Hananto (Founder GNFI) yang menyampaikan materi bonus demografi, kondisi ini pernah dialami juga negara-negara maju saat ini seperti Singapura, Jepang dan Korea Selatan. Mereka berhasil memaksimalkan kondisi bonus demografi yang mereka miliki, sehingga mampu bangkit dari keterpurukan dan menjadi negara yang begitu maju.

Namun, Pak Ahyari juga menekankan bahwa ada satu hal yang tak kalah penting untuk menyokong kesuksesan bonus demografi ini. Yakni faktor kesehatan. Percuma negara ini punya banyak masyarakat usia produktif namun kondisi mereka tidak sehat. Oleh karena itulah sebagai generasi muda sekaligus calon suami di masa depan yang baik, kita harus benar-benar serius dalam menjaga kesehatan.

Menjaga 1000 hari terbaik anak dan istri

Selain materi tentang bonus demografi, acara Kodar Baik di Sumenep ini juga membahas pencegahan kondisi stunting. Stunting memang tidak bisa diobati. Namun bukan berarti tidak bisa dicegah. Salah satu caranya ialah dengan mejaga 1000 hari terbaik anak berikut istri yang mengandung si anak.

Selama 1000 hari anak mulai dari saat di dalam janin hingga lahir ke dunia, usahakan anak jangan sampai sakit. Begitulah kata Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya Prof. Dr. Merryana Adriani, SKM., M.Kes., yang membawakan tentang materi ini. Jujur sih, aku tidak terlalu menangkap begitu banyak saat materi ini berlangsung. Namun bila dilihat secara garis besar sebagai seorang calon suami yang baik di masa depan, sudah jelas kita harus menjaga betul 1000 hari terbaik ini. Asupan nutrisi baik itu dari segi makanan dan mental, harus sama-sama dijaga antara anak dan istri. Maka dari itu jangan malas. Kerja!

Mengubah dan memulai pola hidup sehat sedini mungkin

Selain kondisi anak, ternyata stunting juga dapat dicegah melalui pola hidup sehat yang dilakukan para calon orang tuanya. Sejatinya, kondisi stunting pada anak sangat erat kaitannya dengan kondisi kesehatan sang orang tua. Oleh karena itu, penting buat kita pada calon ibu serta calon bapak mulai mengubah pola hidup sehat sedini mungkin. Biar meskipun kita sudah terlanjur terkena kondisi stunting, calon anak yang akan kita miliki dapat memiliki kesempatan untuk terhindar dari kondisi stunting. 

Begitulah kira-kira rangkuman acara Kopdar Baik yang diadakan oleh GNFI dan Kominfo. Meski bila dilihat sebelah mata tema kesehatan kurang pas dibawakan oleh Kominfo, namun permasalahan stunting ini tetaplah permasalahan bersama. Pemerintah, media, serta kita masyarakatnya, harus kompak dalam menyebarkan berita positif semacam ini.

Yuk para calon-calon suami yang meskipun calon istrinya masih ghaib, mulailah pola hidup sehat dan kerja keras. Buktikan kalau kalian itu mampu dan punya kapasitas untuk memimpin keluarga di hadapan calon mertua. Jangan cuma modal martabak doank :v. Kamu bisa mulai dengan hal-hal kecil seperti menyebarkan berita-berita positif di socmed kalian. Bisa juga dengan menyebarkan artikel ini contohnya. Ngga maksa sih. Tapi ya, plis lah. Tolong

Wassalam.
Share: