Jaman
sekarang, siapa sih yang ngga pernah belanja online? Masyarakat,
terutama kaum milenial kekinian pasti sering mengecek website jual
beli online seperti Lazada, Shopee, Tokopedia, OLX, dan lain
sebagainya. Bahkan mungkin diantara dari mereka mengaktifkan
notifikasi khusus setiap ada promo dan diskon terbaru. Salah satunya
ya aku pribadi. Hehe.
Namun,
dibalik maraknya fenomena jual beli online saat ini, tak sedikit pula
masyarakat yang masih ragu-ragu dan takut untuk berbelanja secara
online. Alasannya pun bermacam-macam. Ada yang kapok karena pernah
kena tipu. Ada yang takut cuma karena denger cerita si orang yang
kena tipu tadi. Ada yang takut karena si penjual ternyata mantan
pacarnya dulu. Atau bahkan, ada yang takut ketika lihat isi dompetnya
sendiri. Kosong. Gelap. Dan penuh sarang laba-laba. Itu dompet apa
kolong lemari? Hahaha.
Bagiku,
sebenarnya belanja online ini bisa dibilang susah-susah gampang.
Gampangnya tentu saja karena proses belanja bisa dilakukan dimana
saja dan kapan saja. Bahkan ketika aku di toilet sekalipun. Susahnya
ialah mencari toko yang tepat dengan harga bersahabat. Klasik lah ya,
pengen barang paling bagus, mentereng, tapi murah. #LOGIKAMANUSIA.
Selain
itu, aku juga tidak memungkiri, pernah beberapa kali kecewa ketika
barang yang sampai ternyata tidak sesuai dengan ekpektasi. Tetapi
kekecewaan tersebut alhamdulillah ngga sampai bikin kapok.
Karena dari situ pula, aku belajar bagaimana cara memilih barang di
toko online yang baik dan benar ala toiletman.
Salah
satu pengalaman pembelian online paling suksesku adalah pembelian
laptop online yang akan aku bagikan kali ini. Sejak dari pertama kali
membeli, terhitung sudah 1 tahun sekian bulan lebih laptop ini
menemaniku. Kondisinya memang sudah tak terlalu mulus. Namun untuk
performa, sudah sangat cukup dan memuaskan untuk kebutuhan kuliahku
di bidang Teknik Informatika. Sekedar gambaran kasar saja, laptop
minimal untuk anak Teknik Informatika, berada pada kisaran
harga 4 – 5 juta keatas (harga baru). Itu pun, kadang masih ngelag,
atau berat.
Nah,
laptop yang aku beli kemarin adalah salah satu series Inpiron dari
Dell. Prosesornya masih kelas intel i3 generasi kedua (ketika tulisan
ini dibuat, kalau tidak salah keluaran terbarunya sudah generasi
ketujuh). 500 HDD dengan RAM 4 GB. Harga ketika aku beli ialah
sekitar Rp. 2.8 jutaan. Ya, menurutku, ini sangat terjangkau pada
saat itu. #ehm lebih tepatnya, harga yang paling bisa dijangkau oleh
dompetku yang kosong, gelap, dan penuh foto laba-laba. Ya gimana, mau
masukin fotomu, belum sah #hilih.
Ada beberapa alasan mengapa aku ingin mengganti laptopku pada saat itu. Yang pasti sih, karena spek laptop lamaku sudah dirasa tak mencukupi lagi untuk memenuhi kebutuhan kuliah. Awalnya, aku masih ingin tetap membeli laptop secara offline. Karena membayangkan sebuah alat elektronik, yang kondisinya second, harus dibungkus dan ditumpuk-tumpuk bersama barang lain ketika pengiriman, jujur aku masih rada ngeri. Belum lagi kalau pas sampai ternyata barangnya tidak sesuai. Kemudian ditambah kalau yang jual ternyata mantan gebetan. Masih gebetan, mantan pula. Kan ngeri.
Namun
karena pengetahuanku perihal laptop masih cupu, seperti
mengenai berapa kisaran harga untuk kebutuhan speknya, akhirnya aku
memutuskan untuk melihat-lihat harga yang ada di toko online. Ya,
iseng yang berujung kepincut akhirnya. Harga-harga yang ditawarkan di
beberapa toko online benar-benar sangat menggiurkan. Bahkan aku dulu
sempat menemukan laptop dengan harga 2 jutaan, dengan spek hampir
setara laptopku sekarang. Kondisinya masih baru pula. Tapi sekali
lagi, belajar dari pengalaman, aku tak langsung percaya begitu saja.
Salah satu kekecewaanku dulu juga akibat terlalu terpaku pada harga
murah. Nah, biar ngga kecewa lagi, aku pun memutuskan untuk
menelusuri jejak si toko online lebih jauh.
Pada
bagian informasi toko, mereka menyertakan kontak PIN BBM. Demi
menghilangkan kecurigaan, ya aku invite lah pin BBM tersebut. Singkat
cerita, invitanku di accept. Kemudian mulai ku tanyakan apakah punya
toko offline, dimana alamatnya, barangnya ready atau tidak, sudah
makan apa belum, dan lain sebagainya. Aku pun berhasil mendapatkan
alamat toko offlinenya meski ternyata alamat tersebut tidak sesuai
dengan yang dicantumkan di website. Jeng jeng jeng… bukannya
hilang curiga, malah makin tidak percaya. Hingga kemudian, aku
datangi alamat tersebut karena masih di daerah Surabaya, dan benar
saja. Fix! Ayu Ting Ting! (baca: alamat palsu).
Well,
harapan yang tak sesuai dengan kenyataan itu memang berat… kamu
nggak akan kuat… biar aku saja. #salahskripWOI
Agak
kecewa dan kesel sih sebenarnya. Tapi di sisi lain juga bersyukur
karena untung belum sempat beli. Tapi… yaudahlah ya… yang lalu,
ya biarlah berlalu. Seakan tak jera, aku pun tetap melakukan
pencarian leptop second lagi. Namun kali ini tak hanya harga saja
yang aku perhatikan. Melainkan juga detail informasi tokonya, rating,
komentar para pembeli yang sudah berbelanja di toko tersebut, dan
yang pasti kamu #heleh!.
Begitulah bagaimana akhirnya aku resmi meminang si Dell Inspiron yang
aku pakai hingga sekarang ini.
Oiya,
leptop ini aku dapatkan di BukaLapak. Nama tokonya ialah Liknawati. Jujur sih, rasa deg-degan
sebenarnya masih ada. Hanya saja, karena aku melakukan pembayaran
melalui rekening bersama BukaLapak, di mana sesuai ketentuan yang
berlaku, uang baru akan diterima sang penjual ketika aku sudah
konfirmasi barang. Jadi ya semisal tidak sesuai, aku masih bisa
mengajukan banding. Ternyata, deg-degan ku entah kenapa membuahkan
sedikit hasil. Yakni charger leptop yang aku dapat tidak bisa
berfungsi dengan baik. Langsung saja aku chat si penjual dan langsung
dibalas beberapa saat kemudian. Gak kayak ngechat ke kamu yang
dibalesnya se-dekade kemudian #halah. Aku mengajukan komplainku
perihal charger tersebut, dan tanpa panjang lebar mereka langsung
mengirimkan charger pengganti kepadaku. Alhamdulillah. Gak jadi
kecewa dua kali.
Dari
pengalaman belanja online kali ini, aku benar-benar mendapat banyak
pelajaran. Terutama dalam bagaimana memilih toko online yang baik dan
benar. Kurang lebih caranya ialah :
- Cek info detail toko
- Pastikan mekanisme pengajuan pengembalian barang tidak ribet (biasanya info ini ada di deskripsi/detail toko)
- Cek komentar orang-orang yang pernah membeli (usahakan cari komentar paling buruknya, karena kalau lihat yang bagus bagus ya percuma)
- Pastikan harganya murah dan masuk di akal.
Mungkin
cukup sekian cerita pengalaman pertama belanja leptop yang sekarang
ku sebut pacarku ini. #dasarJomblo! Kurang lebihnya mohon maaf, dan…
Wassalam!