Minggu, 11 Juni 2017

Mahasiswa Semester Tua, Dosen Tercinta, dan Notebook ASUS E202

http://www.uniekkaswarganti.com/2017/05/ASUS-E202-blog-competition-produktif-dan-kreatif-di-mana-saja-dengan-notebook.html

Mahasiswa. Rasanya baru kemarin, keluar rumah dengan setelan super stylish, rambut hitam klimis, sepatu yang bebas warna-warni ala-ala model british. Rasanya baru kemarin, hari pertama setelah daftar ulang, hari dimana aku resmi menyandang ‘taitel’ mahasiswa baru. Saking senengnya, udah ngga bisa lagi bedain mana kaos kaki bagian kanan mana yang kiri. Dan rasanya, juga baru kemarin sih, aku kembali mengenang masa-masa mahasiswa baru tersebut dan merindukannya. Tepat setelah naik turun lantai 4 dengan laptop kesayangan seberat (-+ 2.5 KG), kemudian 5 jam nungguin dosen buat maju presentasi, ternyata diganti besok.

Aku adalah mahasiswa semester enam, jurusan Teknik Informatika. Udah masuk kategori tua. Adeknya udah dua. Dua angkatan maksudnya. Dan setelah penerimaan mahasiswa baru nanti, aku akan menjadi angkatan yang benar-benar tertua. Semester enam memang masih belum berurusan dengan tugas akhir. Tapi percayalah, semakin tua semesternya anak teknik, tugasnya udah hampir mirip tugas akhir. Dikit-dikit proposal, presentasi, project, dan laporan. Semuanya diulek mesra dan dibumbui lengkap dengan cerita nungguin dosen yang tak kunjung datang ((di lantai 4)), ngantri presentasi lama pas udah mendekati giliran eh diganti besok ((di lantai 4)), dan pas maju, laptopnya lemot, baterenya mau abis, chargernya ketinggalan, file presentasinya juga kelupaan, kemudian papasan sama mantan yang lagi gandengan tangan *sok mesra* sama pacar barunya. Sakit! Tapi ngga berdarah~
Seandainya punya laptop yang punya HDD gede, baterenya tahan lama, enteng buat diajak kencan naik turun lantai 4. Seandainya...

foto oleh : Nerd Review ID

Salah satu jalan pelarian depresiku ialah dengan browsing di lab kampus. Sekedar mencari hiburan di youtube, nulis curhatan ngga jelas kayak gini di blog, stalking akun sosmed teman, gebetan, mantan yang tadi, kadang juga pacar teman. Paling tidak dengan hal-hal tersebut aku bisa sejenak melupakan status semester tua ku. Meskipun tidak dengan status jombloku sih ya ~

Hingga akhirnya browsing yang kulakukan dikala iseng, menghasilkan sebuah keisengan lain setelah membaca info pada gambar di paling atas. Lomba blog yang berhadiah 10 Notebook Asus E202 GRATIS!!! ((kalau menang)). Salah satu syaratnya, cukup dengan menuliskan ‘seandainya’ aku punya Notebook Asus E202.

*penampakan* Notebook ASUS E202

Sebenarnya sih, notebook tidak terlalu cocok untuk anak teknik informatika. Yang notabene butuh laptop dengan ‘spek’ tinggi untuk setiap tugas-tugas yang berhubungan dengan pengembangan software. Tetapi kalau untuk garap dokumen TA, presentasi, laporan, ngopy-paste dokumen dan mungkin untuk pengembangan software di bidang web, aku rasa notebook adalah pilihan yang tepat. Setidaknya bisa sedikit meringankan beban mahasiswa semester tua sepertiku. Mengapa bisa begitu? Mari simak sedikit tentang :


Seandainya mahasiswa semester tua sepertiku, punya Notebook ASUS E202


 

Ringan

Point pertama dan yang paling jelas ialah ringan. Notebook ASUS E202 hanya memiliki berat 1,25 KG dengan ukuran layar 11,6 inci. Tidak lebih berat dari belanjaan ibu-ibu yang udah 3 jam keliling di pasar. Apalagi beratnya menerima kenyataan bahwa akun instagram gebetan yang biasa kita stalking, tiba-tiba di lock, sedang akun kita tak kunjung di follback. Memang karena hal inilah notebook masih banyak diminati terutama bagi para pekerja pengejar deadline. Mahasiswa semester tua adalah salah satunya. Apalagi jika kuliahnya yang selalu kebagian ruangan di lantai 4 setiap harinya. Setidaknya, ini bisa sedikit mengurangi beban hidupmu, nak!

foto oleh : Audrey FF

Tipis

Notebook ASUS E202 memiliki ketebalan 2,14 cm. Serta dimensi 29,7 x 19,4 cm yang bahkan tidak lebih besar dari ukuran kertas A4. Jika dibandingkan dengan tebal tugas laporan yang biasa aku kerjakan, tentu notebook ini menang jauh. Meskipun ngga akan bisa menandingi tipisnya dompetku sih. Haha. Dengan ukuran tersebut, tentunya akan mudah jika dimasukkan ke dalam tas yang udah penuh sama file laporan tadi. Ngga perlu nenteng-nenteng map kesana-kemari lagi.


HDD Gede

Menurutku pribadi, yang mengejutkan dari Notebook ASUS E202 ini ialah kapasitas hardisknya. Yaitu sebesar 500GB. Sama persis dengan laptop ‘butut’ terkasih yang aku kencani sekarang. Dengan kapasitas penyimpanan sebesar ini, aku ngga bakalan perlu flaskdisk ataupun hardisk eksternal lagi untuk menyimpan file dokumen laporanku. Bahkan ngga mustahil pula kalau aku buka usaha sebagai makelar film drama korea dan india sekaligus. Full episode bluray 1080 HD bersubtitle. Tinggal bikin list harga deh, sekali copy berapa.


Batere Awet

Salah satu keunggulan notebook dibandingkan laptop adalah daya tahan baterainya. Notebook ASUS E202 memiliki daya tahan hingga 8 jam dalam pemakaian normal. Ini akan sangat membantu ketika presentasi. Ngga perlu ribet-ribet lagi nyari colokan. Ataupun bawa-bawa kabel terminal dengan tiga lubang colokan. Yang kalau ditinggal bentar, tiba-tiba udah penuh aja. Mistis! Kemampuan ini dimungkinkan karena komponen prosesor Intel Celeron Dual Core N3060 generasi kelima atau Braswell yang digunakan ASUS E202, memiliki nilai Thermal Design Power (TDP) yang kecil, yakni hanya sebesar 6 watt. Serta untuk pengisian ulangnya, notebook mungil nan lucu ini sudah dilengkapi port USB 3.1 Type-C yang sangat hemat waktu, karena USB dapat dicolok dengan berbagai arah dengan colokan reversible setiap saatnya. Kecepatan transfer USB 3.1 ini lebih cepat 11x dibandingkan USB 2.0


Pilihan Warna Banyak

Dijaman dimana jumlah follower instagram adalah segalanya. Banyak love disetiap foto yang diupload adalah bukti eksistensi kita. Penampilan stylish nan kekinian adalah kiblatnya. Menuntut segala benda yang kita bawa wajib hukumnya ‘instagramable’ buat difoto. Dan Notebook ASUS E202 benar-benar peka akan hal itu. Terbukti dengan adanya pilihan warna Silk White, Dark Blue, Thunder Blue, dan Red Rogue. Tinggal cocokin aja sama warna kancing baju kita. Haha.

foto oleh : Audrey FF

Murah Meriah

Sebagai the real mahasiswa yang juga menyandang status pro-toiletman, point ini hampir menjadi penentu segalanya. Kurang lebih, analoginya begini. Jika ditawari mau makan enak tapi agak mahal, atau makan biasa aja tapi porsinya banyak dan murah, tentu aku akan memilih makan enak porsi banyak harga murah lah. Haha. Sama persis seperti Notebook ASUS E202 yang ringan, tipis, HDDnya gede, baterenya awet, nan instagramable ini. Ditambah lagi Notebook ASUS E202 ini ternyata sudah hadir dengan OS Windows 10 dan DOS di dalamnya. Dan harganya? hanya dibandrol dengan harga Rp. 3.099.000.,- 

Seandainya punya laptop yang punya HDD gede, baterenya tahan lama, enteng buat diajak kencan naik turun lantai 4. Seandainya... punya Notebook ASUS E202~

Kesimpulannya, Notebook ASUS E202 adalah pilihan tepat untuk menunjang kinerja mahasiswa semester tua sepertiku. Mengerjakan laporan, presentasi, ngopy-paste tugas, semuanya bisa dilakukan dimana saja. Dan juga, minimal beban olahragaku naik turun lantai 4 untuk bertemu dengan dosen tercinta, ya bisa berkuranglah meskipun sedikit. Bisa juga punya usaha sampingan makelar drama korea dan india sekaligus. Untung-untung kalau emang rejeki bisa tambah famous di instagram dan akhirnya di follback sama gebetan.

Haha.#dasarJomblo!

Wassalam!




Blog Competition ASUS E202 by uniekkaswarganti.com
*segala foto yang ada di postingan ini merupakan salah satu
dari bahan untuk lomba yang disediakan oleh ASUS*
Share:

Senin, 05 Juni 2017

Pengalaman Pertama Kali Naik Pisang Ngambang


Mungkin bagi sebagian orang, pengalaman ku tentang naik pisang ngambang ini akan terkesan norak. Kampungan. Terlalu biasa. Ngga ada faedahnya sama sekali. Tapi yang namanya pengalaman pertama, meskipun cuma misal; pertama kali mandi pake air anget, di hotel, dengan bak mandi yang bentuknya cangkir, yang kalau ngga sengaja kejatuhan teh celup ama gula aja, bakalan jadi teh anget Rp.2000-an. Tapi ya akan tetap berkesan dan teringat selalu gitu. Apalagi kalo untuk menyalakan airnya saja, kudu nelpon pelayan kamar hotelnya terlebih dahulu. Karena ternyata... kran untuk nyalain airnya, itu ditekan. Bukan di puter. Gaes!

*bentar... Ini pengalaman pribadi ya bang?*

#uhuk #uhuk #uhuk #ekhm

Bedewe eniwe baswe #RIPEnglish. Pisang ngambang yang aku maksud disini ialah sebuah wahana permainan biasanya ada di pantai, tak terkecuali Pantai Sembilan Gili Genting. Bentuknya mirip pisang memanjang. Warnanya kuning. Bisa dinaikin. Cara mainnya ditarik-tarik pake speed boat. Dan yang pasti, benda ini ngga bau. Relax. Anak hitz yang follower instagramnya dibawah 1K sih, nyebutnya Banana Boat.

foto oleh : @ilhambagus.p

Kesempatan untuk merasakan bagaimana sensasi naik pisang ngambang ini, sebenarnya adalah bagian dari agenda #LenjelenBareng Komunitas Blogger Madura (Plat-M) ke Gili Genting. Berlokasi di Pantai Sembilan, rombongan kami harus dibagi menjadi dua kelompok. Karena kuota pisang ngambangnya ini hanya bisa menampung tujuh orang saja sekali jalan.

Baca juga : Pulau Gerah itu, Biasa di Panggil Gili Genting

Kelompok pertama meluncur dengan girangnya. Basah-basahan. Teriak-teriak ngga jelas. Tertawa bahagia. Norak parah! Malu-maluin! Haha. Aku? Aku sementara ditugasi sebagai seorang kameraman. Yang pada kenyataannya, malah sibuk maen sendiri sih.

Hingga akhirnya mereka kembali ke tepian dengan wajah yang senang, tapi ‘agak gimana gitu’. Bukan karena diputusin mantan pas lagi naik pisang ngambang lho ya. Karena kalo udah mantan ya artinya ngga bakalan bisa diputusin #lol #apasih. Tapi karena mereka ngga jatuh ke laut ketika naik pisang ngambang. Padahal, menurut ‘katanya-katanya’ yang sudah pernah naik pisang ngambang, puncak keseruan naik pisang ngambang adalah saat jatuh terhempas ke lautan.

Kelompok pertama... Kalian lemah!

Sadar akan hal itu, aku dan teman-teman yang ikut kelompok kedua, mulai menyusun rencana untuk jatuh cinta. Kami pun mulai naik satu-persatu ke atas pisang ngambang. Tak lupa juga menggunakan pelampung untuk keselamatan. Ketika semua orang sudah dipastikan naik, teman-temanku memantapkan posisi duduk mereka dengan memegang tali yang ada di badan pisang ngambang. Anehnya, aku tidak bisa menemukan tali pegangan tersebut. Ku raba-raba seluruh badan dari si pisang ngambang, mulai dari atas hingga bawah. Lalu “Kyaaaah!” #loh?. Ternyata, yang ku raba adalah teman yang duduk di depanku. Cowok. Hmmmm ~

Aku pun masih terus berusaha mencari. Dan kali ini benar-benar di badan pisang ngambang. Namun, masih tak bisa ku temukan juga. Usut punya usut ternyata eh ternyata berjudi itu haram, penumpang yang ada di badan pisang ngambang kelompok kedua ada delapan orang. Ya, artinya ada satu penyeludup di antara kita. Dan dia adalah sang ‘klebun tuah Plat-M’ Mas Wahyu Alam, yang memaksa ikut lagi setelah ikut juga di kelompok pertama tadi. Walhasil, aku pun harus rela berjuang, walau tanpa pegangan. OKE! Lets do it!

Speed boat berangkat dengan tali yang sudah terikat kuat diujung pisang ngambang kami. Cipratan air laut mulai yang menghempas muka, rambut, bahkan bulu hidungku. Membuatku entah kenapa juga jadi persis kayak kelompok sebelumnya. Teriak-teriak gak jelas, bak nembak gebetan dan diterima ketika nonton konser JKT48. Sopir pun mulai memutar kendali speed boat ke kanan dan kiri. Kami pun meresponnya dengan rencana yang sudah disusun sebelumnya. Ya, kami ingin jatuh.

Hingga akhirnya, setelah beberapa kali belokan. Pisang ngambang yang kami tumpangi benar-benar oleng dan menghempaskan semua yang ada diatasnya ke laut. Entah itu orangnya, kegelisahannya, kecuali hutangnya sih. Hutang harus tetap di bayar lho gaes. Haha. Aku masih ingat betul bagaimana rasanya hempasan kala itu. Tepat saat aku terjatuh ke dalam air, aku merasakan benturan di belakang kepalaku. Entah itu mungkin kaki, bokong atau mungkin perasaan yang tak terbalaskan di masa lalu. Untungya, karena sedang ada di dalam air benturan yang terjadi tidak terasa sakit. Hanya beberapa detik mungkin, hingga akhirnya kami semua kembali mengapung karena pelampung yang kami kenakan. Ternyata memang benar apa yang dikatakan ‘katanya-katanya’ di luar sana. Sensasi ketika jatuh dari pisang ngambang, dan lalu jadi manusia ngambang dilautan, itu seru. Parah. Bodolah dibilang norak. Hahaha. 

foto oleh : @zamsjourney


Karena sensasi tadi pula, kelompok kami pun terjatuh hingga 3 kali lagi. Namun untuk jatuh yang selanjutnya, benturan-benturan seperti diawal tadi bisa diminimalisir. Tipsnya adalah dengan segera melepaskan pegangan tangan kita, ketika dirasa sudah mau jatuh ke laut. Sensasinya masih sama seru. Namun selaras juga dengan rasa capeknya. Jatuh dari pisang ngambang benar-benar akan menguras tenaga. Karena untuk kembali naik ke atas pisang ngambang tadi, itu susahnya minta ampun. Bahkan lebih susah dan capek dari ngode ke gebetan yang urat peka-nya udah digadaikan. Lisensi pro-toiletman ku rasanya pengen diganti buat jadi cicak-man supaya bisa gampang naiknya lagi.

Senja yang mulai menjingga menemani sisa putaran terakhir kelompok kami. Ah, benar-benar pengalaman yang super seru. Faedahnya emang kurang sih, tapi berkesannya itu yang membuat pengen naik lagi dan jatuh-jatuhan lagi. Dan buat kelompok pertama yang ngga ngerasain jatuh... You don’t know what i feel man ~

Biaya untuk sekali naik pisang ngambang di Gili Genting ialah Rp.200.000,- untuk tujuh orang. Terima kasih untuk Plat-M yang sudah memberikan kesempatan untuk merasakan pengalaman naik pisang ngambang ini. Ditunggu kesempatan berikutnya ~

Wassalam!
Share: