Jumat, 08 Juni 2018

Pengalaman Beli Laptop Online dan Bagaimana Setelah Satu Tahun Lebih Pemakaian


Jaman sekarang, siapa sih yang ngga pernah belanja online? Masyarakat, terutama kaum milenial kekinian pasti sering mengecek website jual beli online seperti Lazada, Shopee, Tokopedia, OLX, dan lain sebagainya. Bahkan mungkin diantara dari mereka mengaktifkan notifikasi khusus setiap ada promo dan diskon terbaru. Salah satunya ya aku pribadi. Hehe.

Namun, dibalik maraknya fenomena jual beli online saat ini, tak sedikit pula masyarakat yang masih ragu-ragu dan takut untuk berbelanja secara online. Alasannya pun bermacam-macam. Ada yang kapok karena pernah kena tipu. Ada yang takut cuma karena denger cerita si orang yang kena tipu tadi. Ada yang takut karena si penjual ternyata mantan pacarnya dulu. Atau bahkan, ada yang takut ketika lihat isi dompetnya sendiri. Kosong. Gelap. Dan penuh sarang laba-laba. Itu dompet apa kolong lemari? Hahaha.

Bagiku, sebenarnya belanja online ini bisa dibilang susah-susah gampang. Gampangnya tentu saja karena proses belanja bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Bahkan ketika aku di toilet sekalipun. Susahnya ialah mencari toko yang tepat dengan harga bersahabat. Klasik lah ya, pengen barang paling bagus, mentereng, tapi murah. #LOGIKAMANUSIA.

Selain itu, aku juga tidak memungkiri, pernah beberapa kali kecewa ketika barang yang sampai ternyata tidak sesuai dengan ekpektasi. Tetapi kekecewaan tersebut alhamdulillah ngga sampai bikin kapok. Karena dari situ pula, aku belajar bagaimana cara memilih barang di toko online yang baik dan benar ala toiletman.

Salah satu pengalaman pembelian online paling suksesku adalah pembelian laptop online yang akan aku bagikan kali ini. Sejak dari pertama kali membeli, terhitung sudah 1 tahun sekian bulan lebih laptop ini menemaniku. Kondisinya memang sudah tak terlalu mulus. Namun untuk performa, sudah sangat cukup dan memuaskan untuk kebutuhan kuliahku di bidang Teknik Informatika. Sekedar gambaran kasar saja, laptop minimal untuk anak Teknik Informatika, berada pada kisaran harga 4 – 5 juta keatas (harga baru). Itu pun, kadang masih ngelag, atau berat.


Nah, laptop yang aku beli kemarin adalah salah satu series Inpiron dari Dell. Prosesornya masih kelas intel i3 generasi kedua (ketika tulisan ini dibuat, kalau tidak salah keluaran terbarunya sudah generasi ketujuh). 500 HDD dengan RAM 4 GB. Harga ketika aku beli ialah sekitar Rp. 2.8 jutaan. Ya, menurutku, ini sangat terjangkau pada saat itu. #ehm lebih tepatnya, harga yang paling bisa dijangkau oleh dompetku yang kosong, gelap, dan penuh foto laba-laba. Ya gimana, mau masukin fotomu, belum sah #hilih.


Ada beberapa alasan mengapa aku ingin mengganti laptopku pada saat itu. Yang pasti sih, karena spek laptop lamaku sudah dirasa tak mencukupi lagi untuk memenuhi kebutuhan kuliah. Awalnya, aku masih ingin tetap membeli laptop secara offline. Karena membayangkan sebuah alat elektronik, yang kondisinya second, harus dibungkus dan ditumpuk-tumpuk bersama barang lain ketika pengiriman, jujur aku masih rada ngeri. Belum lagi kalau pas sampai ternyata barangnya tidak sesuai. Kemudian ditambah kalau yang jual ternyata mantan gebetan. Masih gebetan, mantan pula. Kan ngeri.

Namun karena pengetahuanku perihal laptop masih cupu, seperti mengenai berapa kisaran harga untuk kebutuhan speknya, akhirnya aku memutuskan untuk melihat-lihat harga yang ada di toko online. Ya, iseng yang berujung kepincut akhirnya. Harga-harga yang ditawarkan di beberapa toko online benar-benar sangat menggiurkan. Bahkan aku dulu sempat menemukan laptop dengan harga 2 jutaan, dengan spek hampir setara laptopku sekarang. Kondisinya masih baru pula. Tapi sekali lagi, belajar dari pengalaman, aku tak langsung percaya begitu saja. Salah satu kekecewaanku dulu juga akibat terlalu terpaku pada harga murah. Nah, biar ngga kecewa lagi, aku pun memutuskan untuk menelusuri jejak si toko online lebih jauh.

Pada bagian informasi toko, mereka menyertakan kontak PIN BBM. Demi menghilangkan kecurigaan, ya aku invite lah pin BBM tersebut. Singkat cerita, invitanku di accept. Kemudian mulai ku tanyakan apakah punya toko offline, dimana alamatnya, barangnya ready atau tidak, sudah makan apa belum, dan lain sebagainya. Aku pun berhasil mendapatkan alamat toko offlinenya meski ternyata alamat tersebut tidak sesuai dengan yang dicantumkan di website. Jeng jeng jeng… bukannya hilang curiga, malah makin tidak percaya. Hingga kemudian, aku datangi alamat tersebut karena masih di daerah Surabaya, dan benar saja. Fix! Ayu Ting Ting! (baca: alamat palsu).

Well, harapan yang tak sesuai dengan kenyataan itu memang berat… kamu nggak akan kuat… biar aku saja. #salahskripWOI

Agak kecewa dan kesel sih sebenarnya. Tapi di sisi lain juga bersyukur karena untung belum sempat beli. Tapi… yaudahlah ya… yang lalu, ya biarlah berlalu. Seakan tak jera, aku pun tetap melakukan pencarian leptop second lagi. Namun kali ini tak hanya harga saja yang aku perhatikan. Melainkan juga detail informasi tokonya, rating, komentar para pembeli yang sudah berbelanja di toko tersebut, dan yang pasti kamu #heleh!. Begitulah bagaimana akhirnya aku resmi meminang si Dell Inspiron yang aku pakai hingga sekarang ini.

Oiya, leptop ini aku dapatkan di BukaLapak. Nama tokonya ialah Liknawati. Jujur sih, rasa deg-degan sebenarnya masih ada. Hanya saja, karena aku melakukan pembayaran melalui rekening bersama BukaLapak, di mana sesuai ketentuan yang berlaku, uang baru akan diterima sang penjual ketika aku sudah konfirmasi barang. Jadi ya semisal tidak sesuai, aku masih bisa mengajukan banding. Ternyata, deg-degan ku entah kenapa membuahkan sedikit hasil. Yakni charger leptop yang aku dapat tidak bisa berfungsi dengan baik. Langsung saja aku chat si penjual dan langsung dibalas beberapa saat kemudian. Gak kayak ngechat ke kamu yang dibalesnya se-dekade kemudian #halah. Aku mengajukan komplainku perihal charger tersebut, dan tanpa panjang lebar mereka langsung mengirimkan charger pengganti kepadaku. Alhamdulillah. Gak jadi kecewa dua kali.

Dari pengalaman belanja online kali ini, aku benar-benar mendapat banyak pelajaran. Terutama dalam bagaimana memilih toko online yang baik dan benar. Kurang lebih caranya ialah :
  • Cek info detail toko
  • Pastikan mekanisme pengajuan pengembalian barang tidak ribet (biasanya info ini ada di deskripsi/detail toko)
  • Cek komentar orang-orang yang pernah membeli (usahakan cari komentar paling buruknya, karena kalau lihat yang bagus bagus ya percuma)
  • Pastikan harganya murah dan masuk di akal.

Mungkin cukup sekian cerita pengalaman pertama belanja leptop yang sekarang ku sebut pacarku ini. #dasarJomblo! Kurang lebihnya mohon maaf, dan…

Wassalam!
Share:

0 komentar:

Posting Komentar